Proses penelitian dan pemugaran situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, saat ini sedang berlangsung meski masih dalam tahap awal. Beberapa temuan menarik telah muncul, memicu rasa ingin tahu di kalangan para peneliti tentang nilai historis dan budaya yang terkandung dalam situs tersebut.
Sementara itu, pada bulan Agustus yang lalu, Menteri Kebudayaan menandatangani Surat Keputusan (SK) untuk membentuk Tim Kajian dan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang. SK ini diserahkan langsung kepada seorang arkeolog terkemuka yang ditunjuk sebagai ketua tim tersebut.
Ketua tim yang berasal dari Universitas Indonesia menyatakan bahwa banyak hal menarik yang ditemukan selama kajian awal. Salah satu poin penting adalah orientasi bangunan yang berada di situs ini, yang berbeda dari asumsi yang selama ini beredar.
Penemuan Menarik di Situs Gunung Padang
Menurut hasil survei yang dilakukan, bangunan di Situs Gunung Padang tidak hanya menghadap ke arah utara seperti yang selama ini dianggap. Ada jalur yang menghadap ke arah barat dan timur, serta jalur signifikan menuju ke selatan yang menunjukkan kompleksitas orientasinya.
Hal ini menarik karena arah bangunan berhubungan dengan pemugaran yang harus dipertimbangkan dengan matang. Orientasi yang berbeda bisa berarti pemahaman baru tentang tujuan dan makna dari bangunan tersebut.
Arah utara dianggap menjadi bagian depan situs ini karena ada pengaruh dari keberadaan Gunung Gede dan Pangrango yang terletak di dekatnya. Dalam budaya lokal, pemujaan terhadap kekuatan alam mungkin menjadi alasan mengapa arah tertentu dipilih.
Keterkaitan antara Arah Bangunan dan Kepercayaan Lokal
Ali, ketua tim, menjelaskan bahwa ada kemungkinan orientasi bangunan dipengaruhi oleh kehadiran Gunung Gede yang menjulang tinggi, memudahkan pengunjung untuk melihatnya dari jauh. Konsep ini dikenal sebagai natural worship, yaitu pemujaan yang berkaitan erat dengan elemen-elemen alam sekitar.
Mengamati lebih jauh, Ali menyinggung potensi Gunung Karuhun di arah barat yang mungkin saja telah menjadi lambang orientasi bagi masyarakat purba. Penelitian ini membuka perspektif baru tentang bagaimana masyarakat di masa lalu memandang dan mengaitkan diri mereka dengan lingkungannya.
Selain itu, ritus dan tradisi di beberapa kebudayaan menyatakan bahwa timur merupakan arah yang sakral, yang terkait dengan kebangkitan dan harapan. Hal ini menambah dimensi menarik pada pemahaman arah bangunan di situs tersebut.
Temuan Goresan di Batuan yang Membangkitkan Pertanyaan
Selain meriset orientasi bangunan, tim juga menemukan goresan di batuan yang terdapat di situs. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah goresan ini merupakan hasil dari proses alamiah atau buatan manusia.
Jika terbukti buatan manusia, bisa jadi goresan tersebut memiliki makna khusus atau simbolisme tertentu pada zaman ketika aksara belum dikenal. Ini tentu menambahkan lapisan baru dalam pemahaman kita tentang sejarah budaya yang ada.
Dengan melibatkan lebih dari 100 peneliti dari berbagai disiplin ilmu, proyek ini menunjukkan semangat kolaboratif untuk memahami situs bersejarah. Mereka terdiri dari pakar geologi, geofisika, geodesi, geografi, dan lain-lain.
Rencana Pemugaran dan Konservasi Situs Sejarah
Proses pemugaran kini berlanjut ke tahap survei dan kajian mendalam tentang bentuk situs. Setiap temuan yang ada akan dipresentasikan kepada pakar untuk meminta umpan balik, yang kemudian akan diolah menjadi rencana pemugaran.
Sejarah Situs Gunung Padang menunjukkan bahwa situs ini telah menjadi objek penelitian sejak era penjajahan Belanda. Penelitian selanjutnya pasca kemerdekaan mengungkapkan nilai penting situs ini dalam konteks sejarah dan budaya bangsa.
Pemerintah Indonesia pun telah menetapkan situs ini sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional. Namun, beberapa bagian situs mengalami kerusakan akibat faktor alam, seperti batuan yang patah dan bahkan runtuh.
Kondisi ini memerlukan perhatian serius dalam bentuk pemugaran untuk menjaga kelestarian situs bersejarah yang memiliki warisan budaya yang kaya ini. Tanpa tindakan yang tepat, kemungkinan besar warisan ini akan hilang seiring berjalannya waktu.











