Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah berkomitmen untuk memastikan penyaluran interactive flat panel (IFP), yang dikenal juga dengan sebutan smart board, dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan berkualitas, bahkan di wilayah yang terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Gogot Suharwoto, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen, menjelaskan bahwa alat smart board ini dirancang untuk dapat berfungsi di sekolah-sekolah tanpa akses internet. Dengan demikian, kelompok yang paling terpinggirkan tetap bisa memperoleh manfaat dari teknologi pendidikan terbaru.
Kemendikdasmen juga siap memberikan perangkat tambahan agar penggunaannya tetap optimal, meskipun tanpa internet. Alat ini akan dilengkapi media penyimpanan eksternal yang memungkinkan akses kepada konten interaktif yang ada, sehingga pelajaran tetap dapat dilakukan dengan baik.
Pentingnya Digitalisasi dalam Pendidikan di Indonesia
Proses digitalisasi dalam pendidikan merupakan langkah strategis yang menjadi prioritas bagi pemerintah. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan harus bisa beradaptasi dengan cepat agar tidak tertinggal.
Kemendikdasmen telah menyiapkan sistem pelatihan bagi guru yang bersifat berlapis. Pelatihan ini meliputi sesi tatap muka, webinar, serta pengimbasan informasi antarguru yang saling mendukung dalam proses pembelajaran.
Melalui modul belajar mandiri yang tersedia di platform digital kementerian, guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan teknik pengajaran yang inovatif. Hal ini penting agar guru tidak hanya menjalankan proses belajar mengajar, tetapi juga menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.
Verifikasi Distribusi Alat Ajar agar Tepat Sasaran
Untuk memastikan bahwa distribusi perangkat dilakukan secara efektif dan akurat, terdapat tiga lapis verifikasi yang diterapkan. Pertama adalah Data Pokok Pendidikan (Dapodik), yang memastikan bahwa data sekolah dan siswa telah terdaftar dengan benar.
Kemudian, verifikasi juga dilakukan oleh dinas terkait sebelum perangkat disalurkan ke sekolah. Terakhir, pernyataan kesediaan dari sekolah penerima menjadi langkah penting untuk menjamin bahwa pihak sekolah benar-benar siap menerima dan menggunakan alat tersebut.
“Dengan pendekatan verifikasi yang ketat, kami berharap kekhawatiran masyarakat mengenai distribusi yang hanya formalitas dapat diatasi. Kami ingin setiap perangkat yang disalurkan benar-benar bermanfaat bagi pendidikan di daerah tersebut,” ujar Gogot.
Pendidikan Inklusif untuk Semua Anak di Indonesia
Satu prinsip yang ditekankan oleh Kemendikdasmen adalah bahwa pendidikan harus bersifat inklusif, adaptif, dan partisipatif. Setiap anak di Indonesia berhak mendapatkan layanan pendidikan yang setara, tanpa memandang latar belakang sosial maupun geografis.
Gogot meyakini bahwa digitalisasi tidak hanya sekedar mendistribusikan alat, tetapi juga menjamin mutu pembelajaran. Oleh karena itu, upaya ini harus didukung oleh seluruh pihak, baik dari pemerintah, sekolah, maupun masyarakat.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini banyak siswa yang mengalami learning loss akibat ketidakmerataan akses pendidikan. Oleh sebab itu, digitalisasi menjadi salah satu pilar untuk mengatasi masalah tersebut dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi generasi penerus.
“Kami berkomitmen untuk memperkuat literasi anak-anak dengan memanfaatkan teknologi secara optimal,” ungkapnya menutup pernyataan.











