Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa harga beras telah mengalami penurunan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini tentunya membawa harapan bagi masyarakat, mengingat pentingnya beras sebagai bahan pokok utama dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pemantauan yang dilakukan pemerintah, terdapat 150 kabupaten/kota yang menunjukkan tren penurunan harga beras. Sudaryono menyatakan, “Alhamdulillah, beras ini sekarang sudah berangsur-angsur turun di 150 kabupaten/kota. Kami terus memantau daerah-daerah yang masih mengalami harga tinggi.”
Diharapkan, penurunan harga beras ini dapat berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Terlebih lagi, Presiden Prabowo Subianto juga turut memperhatikan isu harga beras dan terus mempertanyakan perkembangan tersebut kepada kementerian terkait.
Strategi Bulog Dalam Menghadapi Fluktuasi Harga Beras
Sudaryono menjelaskan bahwa Bulog kini tidak hanya mengandalkan penyaluran beras dari Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Melainkan, Bulog juga menyediakan beras premium yang ditujukan untuk segmen masyarakat tertentu, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berlainan.
Kebijakan ini memungkinkan Bulog untuk menjalankan dua fungsi sekaligus. Di satu sisi, mereka terus menjaga stabilitas harga beras melalui SPHP, sementara di sisi lain, mereka memenuhi permintaan pasar dengan menyalurkan beras premium.
“Sekarang Bulog memiliki dua mesin, yaitu mesin SPHP untuk stabilisasi harga beras dan juga sisi komersial untuk beras premium,” tambah Sudaryono. Inisiatif ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan berbagai kelompok masyarakat secara lebih efektif.
Pentingnya Pengawasan Harga Beras oleh Badan Pusat Statistik
Meski harga beras mengalami penurunan di beberapa daerah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tren kenaikan harga masih terjadi di sejumlah wilayah. Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras bertambah menjadi 109 pada pekan kedua September 2025.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan, “Kami perlu mencermati harga beras yang masih naik di beberapa daerah. Kami melaporkan bahwa sebelumnya hanya ada 100 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan.” Pengawasan yang ketat penting untuk menjaga kestabilan harga pangan rakyat.
Berdasarkan data BPS, harga beras medium di beberapa daerah menunjukkan angka yang signifikan. Misalnya, di zona 1, harga tertinggi tercatat di Kota Gorontalo sebesar Rp16.719 per kilogram.
Perbandingan Harga Beras di Berbagai Wilayah
Harga beras juga bervariasi antara daerah yang berbeda. Di zona 2, Kabupaten Lamandau mencatat harga beras medium tertinggi sebesar Rp16.500 per kilogram. Ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam harga beras antar wilayah yang harus diperhatikan oleh pemerintah.
Sementara itu, di zona 3, harga beras medium jauh lebih tinggi, dengan Kabupaten Intan Jaya mencatat harga Rp49.444 per kilogram. Angka-angka ini menandakan bahwa ada tantangan tersendiri dalam penyediaan beras di beberapa daerah tertentu.
Untuk beras premium, harganya bahkan bisa mencapai lebih dari Rp50 ribu per kilogram di beberapa wilayah. Di Kabupaten Intan Jaya, harga beras premium tembus Rp58.889 per kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan akan beras premium juga meningkat di pasar.
Peran Penting Pemerintah Dalam Menjaga Stabilisasi Harga Pangan
Pemerintah, melalui kementerian terkait, terus berupaya untuk mengawasi dinamika harga beras. Sudaryono menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan Bulog dalam menjaga ketersediaan beras dan mengatur harganya agar tetap stabil.
Stabilitas harga pangan tidak hanya penting untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk menjaga tingkat inflasi di negara. Dengan adanya kebijakan dan tindakan nyata dari pemerintah, diharapkan masalah fluktuasi harga dapat diatasi dengan lebih baik.
Untuk memastikan semua daerah mendapatkan akses yang sama terhadap beras yang berkualitas, monitoring dan evaluasi secara berkala perlu dilakukan. Ini merupakan langkah yang krusial dalam menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.











