Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa obligasi yang dikenal sebagai patriot bond menawarkan peluang keuntungan yang signifikan bagi pemangku kepentingan dalam negeri. Dalam perannya sebagai Dewan Pengawas Danantara, ia akan memastikan bahwa penerbitan obligasi ini berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Purbaya menyatakan bahwa risiko yang terkait dengan patriot bond cenderung rendah, sekaligus memungkinkan Danantara untuk meraih keuntungan. Ungakan ini disampaikan usai acara Serah Terima Jabatan di Jakarta Selatan, di mana ia menyampaikan optimisme terhadap hasil yang akan tercapai.
Meski begitu, ia mengakui bahwa pemahaman mendalam tentang patriot bond masih belum sepenuhnya ada padanya. Penjelasan lebih lanjut mengenai keadilan dan mekanisme obligasi ini ditandaskan sebagai urusan antara Danantara dan investor yang terlibat.
Menjelajahi Nasib Patriot Bond dalam Kaitannya dengan Investasi Lokal
Purbaya Yudhi Sadewa mengaku tidak mengetahui secara spesifik apakah skema patriot bond ini adil atau tidak. Hal ini terjadi karena Kementerian Keuangan tidak langsung terlibat dalam perencanaan desain dari obligasi tersebut, menjadikan responsnya terbatas.
Patriot bond menjadi solusi dari berbagai kebutuhan pembiayaan di negara-negara seperti Jepang dan Amerika Serikat, dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian finansial nasional. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sumber pembiayaan eksternal yang mungkin berisiko.
Untuk menciptakan ruang bagi pengusaha lokal, Danantara meluncurkan dua jenis obligasi dengan yield 2 persen, termasuk obligasi lima tahun dan tujuh tahun. Melalui langkah ini, harapan yang besar tertuju untuk mengumpulkan dana hingga Rp25 triliun dari setiap jenis obligasi.
Perbandingan Yield dan Implikasi terhadap Perekonomian Nasional
Imbal hasil yang ditawarkan oleh patriot bond jauh lebih rendah dibandingkan dengan standar yield obligasi lainnya. Rata-rata yield obligasi lima tahun di Indonesia saat ini mencapai 5,9 persen, sementara obligasi tujuh tahun berada di angka 6,6 persen.
Perbedaan yang signifikan dalam imbal hasil ini memunculkan berbagai debat di kalangan investor dan analis. Beberapa pihak mempertanyakan kelayakan dan daya tarik dari patriot bond, sementara yang lain menyambut baik peluang investasi lokal ini.
Sementara itu, Chief Investment Officer dari Danantara, Pandu Sjahrir, berkomitmen untuk melakukan penerbitan patriot bond dengan pendekatan yang transparan dan tata kelola yang baik. Hal ini diharapkan dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan investor terhadap program ini.
Profil Pemilik dan Penggunaan Dana dari Patriot Bond
Sebanyak 46 konglomerat dikabarkan telah membeli patriot bond, dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp51,75 triliun hingga September 2025. Jika angka tersebut terbukti benar, pencapaian ini akan melebihi target awal yang ditetapkan sebesar Rp50 triliun.
Beberapa nama besar seperti Anthoni Salim dan Prajogo Pangestu muncul dalam daftar pembeli, menandakan minat yang tinggi terhadap instrumen ini. Nama Low Tuck Kwong tercatat sebagai pembeli terbesar dengan nilai transaksi mencapai Rp3 triliun.
Namun, Danantara telah mengklarifikasi bahwa informasi mengenai pembeli tersebut bukanlah informasi resmi. Proses penerbitan patriot bond direncanakan dalam bentuk private placement, artinya tidak akan dipasarkan secara terbuka kepada masyarakat luas.










