Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa para pakar iklim memiliki kekhawatiran besar terkait fenomena El Nino yang diprediksi akan kembali terjadi pada tahun 2027. Kehadiran El Nino bisa berdampak luas, mulai dari aspek lingkungan hingga gejolak sosial politik yang mungkin mengikuti.
Tren perubahan iklim saat ini dinilai menarik untuk diteliti, terutama mengenai pergerakan La Nina yang terjadi berturut-turut dalam beberapa tahun terakhir. Data meteorologis menunjukkan adanya siklus alami yang dapat berpengaruh terhadap kondisi cuaca dan masyarakat.
Selama beberapa tahun terakhir, fenomena La Nina berlangsung dari tahun 2020 hingga 2022 dan diikuti dengan kehadiran El Nino pada tahun 2023. Dalam konteks ini, DWikorita menekankan pentingnya pemantauan dan analisis lebih lanjut terhadap kemungkinan terulangnya El Nino di masa mendatang.
Pengertian dan Karakteristik El Nino dalam Konteks Klimatologi
El Nino merupakan fenomena pemanasan permukaan laut di Samudera Pasifik yang dapat mengubah pola curah hujan global secara signifikan. Ketika suhu permukaan laut di daerah tertentu mencapai ambang batas, dampaknya pun dapat dirasakan tidak hanya oleh lingkungan, tetapi juga sektor pertanian dan ekonomi.
Dalam konteks climatology, El Nino dan La Nina adalah dua sisi dari satu koin yang dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO). Kedua fenomena ini secara teratur muncul dan berlangsung selama berbulan-bulan, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di belahan dunia.
Suhu yang lebih tinggi dari +0,5 derajat Celsius menandai munculnya El Nino, sementara suhu di bawah -0,5 derajat Celsius menunjukkan La Nina. Status netral ENSO muncul di antara kedua angka tersebut, dan ini tentunya memiliki implikasi pada berbagai sektor di masyarakat.
Dampak Lingkungan dan Sosial dari Fenomena El Nino
El Nino tidak hanya memberikan dampak terhadap iklim dan lingkungan, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Misalnya, ketidakstabilan cuaca dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian yang berujung pada krisis pangan.
Dwikorita mengungkapkan bahwa terdapat korelasi yang erat antara fenomena El Nino dengan berbagai gejolak sosial politik. Beberapa peristiwa bersejarah, seperti perubahan rezim dan sejumlah kerusuhan sosial, sering kali terjadi bersamaan dengan kehadiran fenomena ini.
Di tengah tantangan tersebut, penting bagi masyarakat untuk memahami karakteristik El Nino agar dapat bersiap menghadapi akibatnya. Ketidakpastian cuaca harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam sektor pertanian dan kebijakan publik.
Strategi untuk Mengurangi Dampak Buruk El Nino
Pemerintah dan lembaga terkait perlu berkolaborasi untuk meminimalisir dampak buruk dari fenomena El Nino. Strategi adaptasi yang matang dapat membantu masyarakat lebih resilien dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem.
Misalnya, penguatan infrastruktur pertanian dan peningkatan sistem pertanian berbasis teknologi menjadi langkah penting. Perencanaan jangka panjang juga perlu melibatkan berbagai stakeholder untuk menciptakan kebijakan yang efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk terus diedukasi tentang siklus cuaca dan dampaknya. Pendidikan tentang perubahan iklim dapat membantu meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat menghadapi situasi darurat akibat perubahan cuaca.











