Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini menunjukkan penguatan yang signifikan, mencerminkan sentimen positif di kalangan investor. Pada hari terakhir perdagangan pekan lalu, IHSG naik 53,43 poin atau 0,71 persen, mencapai level 7.537.
Transaksi yang terjadi dalam periode tersebut mencatat nilai mencapai Rp14,97 triliun dengan total 29,09 miliar saham yang diperdagangkan. Meskipun terdapat penguatan, selama sepekan IHSG mengalami penurunan keseluruhan sebesar 0,08 persen, mencerminkan ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan bahwa sebagian besar perdagangan saham selama periode tersebut berakhir positif. Hasil ini menggambarkan optimisme investor meskipun kondisi pasar masih rapuh.
Analisis Pergerakan IHSG dan Faktor Pendorongnya
Peningkatan pada IHSG selama pekan lalu tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi pasar. Salah satunya adalah kinerja baik emiten tertentu yang memberikan kontribusi positif bagi indeks secara keseluruhan. Emiten dari sektor yang menunjukkan pertumbuhan, seperti agrikultur dan kelapa sawit, menarik perhatian investor.
Kendati demikian, terdapat sektor yang mengalami penurunan, terutama dari emiten batu bara. Penurunan ini memicu pelaku pasar untuk melakukan rotasi sektor, beralih ke industri yang lebih menjanjikan.
Selain itu, laporan keuangan yang akan dirilis dalam waktu dekat juga menjadi perhatian utama bagi investor. Data ekonomi yang lebih luas, terutama Produk Domestik Bruto (PDB), diperkirakan akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Proyeksi IHSG dan Sentimen Pasar ke Depan
Head of Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, memberikan proyeksi terbarunya tentang IHSG. Menurutnya, pekan ini, indeks diharapkan bergerak dalam kisaran yang lebih campuran, dengan level support di 7.375 dan resistance di 7.780. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada potensi kenaikan, akan ada banyak tantangan yang harus dihadapi.
Investor juga mencermati kebijakan tarif yang berlaku sejak awal Agustus, yang berpotensi memengaruhi perekonomian domestik. Kebijakan ini diyakini akan membawa dampak negatif pada sektor-sektor tertentu di paruh kedua 2025.
Oktavianus juga merekomendasikan beberapa saham yang dinilai potensial untuk dibeli. Misalnya, saham Indocement Tunggal Prakarsa yang diprediksi mampu mencapai level 6.050 dalam waktu dekat.
Rekomendasi Saham dari Analis untuk Investor
Berdasarkan rekomendasi dari analisis yang dilakukan oleh MNC Sekuritas, investor disarankan untuk memperhatikan beberapa saham lagi. Saham Bank Raya Indonesia dan PT Raharja Energi Cepu Tbk, keduanya menunjukkan tren positif. Keduanya diprediksi akan terus mengalami penguatan dalam waktu dekat.
Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas menambahkan bahwa banyak faktor eksternal juga mempengaruhi pergerakan indeks, termasuk kondisi ekonomi global. Investor perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan dan memantau berita terkini.
Buku saku analisis saham ini diharapkan dapat membantu Investor dalam memperluas wawasan tentang peluang dan risiko yang ada di pasar modal. Seiring dengan perkembangan yang ada, keputusan yang bijak dapat membantu memaksimalkan keuntungan di pasar yang dinamis ini.











