Performa keuangan emiten teknologi GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menunjukkan perkembangan positif di semester pertama tahun 2025. Meskipun masih mencatatkan kerugian, angka tersebut mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu.
Kerugian yang dialami GOTO tercatat sebesar Rp 580,01 miliar, berkurang hingga 78,51% dari Rp 2,70 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam efisiensi operasional dan peningkatan pendapatan.
Pendapatan bersih GOTO hingga 30 Juni 2025 mencapai Rp 8,56 triliun, meningkat 10,62% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa sektor, terutama jasa pengiriman dan layanan pinjaman yang memberikan kontribusi signifikan.
Analisis Performa Keuangan GOTO di Semester Pertama 2025
Dalam laporan keuangannya, GOTO menjelaskan bahwa sektor jasa pengiriman menyumbang pendapatan terbesar. Pendapatan dari segmentasi ini tercatat sebesar Rp 2,75 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 2,66 triliun.
Pendapatan dari layanan pinjaman juga mengalami lonjakan yang mengesankan, meningkat dari Rp 666,82 miliar menjadi Rp 1,64 triliun. Lonjakan ini menunjukkan semakin tingginya permintaan terhadap layanan keuangan yang ditawarkan.
Tak hanya pendapatan dari jasa pengiriman dan pinjaman, imbalan dari jasa e-commerce, khususnya yang berkaitan dengan Tokopedia, juga meningkat. Pendapatan dari sektor ini melonjak 56%, mencerminkan pertumbuhan yang substansial dalam operasional e-commerce di tanah air.
Efisiensi Biaya yang Significant dalam Operasional GOTO
Salah satu faktor yang membantu penurunan kerugian adalah pengurangan biaya dan beban operasional. Secara keseluruhan, GOTO berhasil memangkas biaya hingga 7,76% dari Rp 9,46 triliun menjadi Rp 8,73 triliun.
Ini memungkinkan rugi usaha menyusut menjadi Rp 171,6 miliar, jauh lebih baik dibandingkan Rp 1,73 triliun pada tahun sebelumnya. Penurunan biaya ini menjadi salah satu indikator dari efektivitas strategi manajemen perusahaan.
GOTO juga melaporkan bahwa EBITDA yang disesuaikan mencapai Rp 427 miliar pada kuartal kedua, menandakan kembalinya kesehatan finansial. Hasil positif ini menjadi sinyal optimis bagi para investor dan pemangku kepentingan lainnya.
Outlook GOTO dan Tantangan yang Dihadapi ke Depannya
Meski mencatatkan perbaikan, GOTO tetap menghadapi tantangan di pasar. Direksi perseroan menekankan bahwa proyeksi EBITDA untuk tahun 2025 tetap berada di kisaran Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,6 triliun, dengan harapan mencapai target ini dengan mempertimbangkan kondisi pasar.
Namun, risiko-risiko yang ada, seperti meningkatnya persaingan di industri dan inflasi, tetap menjadi hal yang perlu diwaspadai. Para analis juga mengingatkan akan perlunya strategi adaptif agar perusahaan bisa berlanjut dalam situasi yang dinamis.
Percaya diri dengan model operasi dan pelaksanaan strateginya, GOTO ingin mencatatkan laba usaha positif secara berkelanjutan. Analis pasar menggali lebih dalam tentang langkah-langkah yang akan diambil perusahaan untuk menghadapi kondisi pasar yang menantang ini.











