Perum Bulog baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan mulai menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret. Langkah ini diambil setelah mendapatkan izin dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengisi kekosongan stok beras di berbagai gerai yang ada di tanah air.
Menurut Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, kondisi kekosongan barang di ritel modern menyebabkan kebutuhan mendesak akan pasokan beras. Dengan menyalurkan beras SPHP, Bulog bertujuan untuk memastikan masyarakat tetap memiliki akses terhadap bahan pangan pokok, terutama beras.
Rizal menekankan bahwa sebelumnya Bulog tidak menyalurkan beras ini ke ritel modern. Hal ini dikarenakan tidak adanya operasi pasar yang diadakan, dan intervensi hanya dilakukan saat harga beras mengalami lonjakan yang signifikan.
Proses Penyaluran Beras SPHP ke Ritel Modern
Pendistribusian beras ke ritel modern berlangsung berdasarkan permintaan dari masing-masing perusahaan. Proses ini dilakukan melalui distribution center (DC) yang berfungsi menghimpun permintaan dari berbagai ritel.
Setelah mendapatkan permintaan, DC kemudian mengajukan pasokan beras ke Bulog wilayah setempat untuk dipenuhi. Dengan sistem ini, distribusi beras dapat dilakukan dengan efisien, sesuai dengan kebutuhan masing-masing ritel.
Ada berbagai jumlah pasokan yang diminta oleh ritel, berkisar antara 2 ton hingga 5 ton per ritel. Permintaan ini telah mulai diterima oleh Bulog dalam waktu tiga hingga empat hari terakhir, menunjukkan kebutuhan yang mendesak.
Kualitas dan Kuantitas Beras yang Dikirim
Bulog menjamin bahwa kualitas beras SPHP yang disalurkan terjaga dengan baik. Salah satu langkah antisipatif yang dilakukan adalah dengan memberikan berat kemasan yang lebih dari 5 kilogram untuk menghindari penyusutan beras dalam proses distribusi.
Rizal mengungkapkan, “Intinya kita jaga baik kualitas maupun kuantitas beras.” Dengan memastikan bahwa setiap pengiriman memenuhi standar yang telah ditetapkan, Bulog berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
Sejak penyaluran dimulai, beras SPHP telah terdistribusi ke 12 mitra ritel modern dengan total sekitar 19 ribu kilogram. Penyaluran ini juga melengkapi berbagai saluran distribusi lainnya, seperti ke pengecer pasar rakyat dan outlet pangan pemerintah.
Kondisi Stok Beras di Ritel dan Tanggapan Pemerintah
Stok beras di sejumlah ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret khususnya di wilayah Jakarta dan Tangerang mengalami kekosongan. Hal ini terjadi sejak terungkapnya adanya kasus beras oplosan yang mengganggu kepercayaan konsumen.
Pemerintah telah memutuskan untuk menyalurkan beras SPHP ke ritel modern mulai 17 Juli hingga 31 Desember 2025. Namun, sampai saat ini distribusinya masih dianggap belum maksimal, dengan baru sekitar 540 ton beras SPHP yang masuk ke ritel modern.
Pemerintah pun menegaskan bahwa mereka tidak pernah meminta penarikan beras dari rak, melainkan lebih kepada mendorong penyesuaian harga untuk produk yang tidak memenuhi standar mutu premium. Kebijakan ini diharapkan dapat menghindari kekosongan di pasar.
Jaminan Stok Beras Nasional dan Harapan untuk Masyarakat
Walaupun terdapat permasalahan dalam distribusi dan pengisian stok di ritel, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa pasokan beras nasional tetap aman. Terdapat surplus stok di Bulog dan juga gabah yang tersedia di tingkat petani.
Ia mengimbau kepada ritel untuk tidak menarik beras yang sudah beredar di pasar. Sebaliknya, disarankan untuk menyesuaikan harga sesuai dengan kualitas beras yang dijual. Ini bertujuan untuk menjaga agar masyarakat tetap memiliki akses terhadap beras yang berkualitas.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan situasi pasokan beras di pasar bisa segera membaik. Pemerintah berkomitmen untuk berada di garis depan dalam memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi dengan baik.










