Pemerintah Indonesia telah menetapkan anggaran sebesar Rp1,8 triliun untuk mendukung pengembangan industri di 154 kawasan transmigrasi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah yang selama ini terpinggirkan dan memberikan peluang baru bagi para transmigran.
Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman Suryanagara, menekankan bahwa dana ini akan digunakan secara bertahap untuk memperkuat kawasan-kawasan tersebut. Beberapa proyek percontohan akan menjadi model pengembangan yang berorientasi pada masyarakat dan terintegrasi dengan industri.
“Kami mengalokasikan anggaran tersebut untuk membangun dan mengembangkan kawasan secara berkesinambungan,” ungkap Iftitah dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga dapat menjadi pelaku ekonomi yang aktif.
Visi Pembangunan Berkelanjutan di Kawasan Transmigrasi
Iftitah menjelaskan, pembangunan kawasan transmigrasi ini diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Salah satu lokasi prioritas adalah kawasan transmigrasi Melolo di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diharapkan dapat menjadi contoh dalam pengembangan yang berkelanjutan.
Di Salor, Merauke, pengembangan kawasan transmigrasi berfokus pada proyek industri tebu yang bertujuan untuk memproduksi bioetanol dan gula. Proyek ini semakin meningkatkan potensi ekonomi lokal dengan memberikan akses kerja bagi masyarakat setempat.
Konsep kepemilikan lahan juga menjadi hal yang diutamakan dalam pengembangan ini, di mana masyarakat memiliki hak penuh atas lahan yang mereka kelola. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari praktik eksploitasi oleh industri.
Korporasi Desa dan Keberdayaan Masyarakat
Para transmigran diajak untuk membentuk korporasi di bawah naungan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih. Sebagai hasilnya, masyarakat tidak hanya akan berstatus sebagai pekerja, tetapi juga pemegang saham atas lahan yang mereka miliki.
Model ini memberikan dua keuntungan bagi masyarakat transmigrasi, yaitu pendapatan tetap sebagai tenaga kerja dan dividen dari kepemilikan lahan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat bisa lebih mandiri dan berdaya saing tinggi.
Pengembangan kawasan ini juga akan disesuaikan dengan potensi setiap daerah. Misalnya, kawasan transmigrasi di Kabupaten Pulau Morotai akan diarahkan ke industri perikanan guna memanfaatkan sumber daya laut yang melimpah.
Pemetaan Potensi Ekonomi untuk Pengembangan Infrastruktur
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, berkomitmen untuk merevitalisasi kawasan transmigrasi. Menurutnya, penting untuk menghidupkan kembali 154 kawasan agar memiliki nilai ekonomi yang signifikan.
“Kami fokus pada pengembangan kawasan-kawasan yang masih tertinggal. Kami ingin memberikan solusi nyata untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan di berbagai wilayah,” kata AHY, sapaan akrabnya.
Pemetaan potensi ekonomi sedang dilakukan agar proyek-proyek percontohan bisa segera diimplementasikan. Dalam hal ini, dukungan infrastruktur dasar dan konektivitas akan sangat diperhatikan untuk memastikan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
Sinergi Lintas Kementerian untuk Pertumbuhan Ekonomi
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa program ini merupakan solusi atas kendala yang biasa dihadapi oleh investor, yaitu masalah ketersediaan lahan. Dengan adanya kawasan transmigrasi yang sudah dipersiapkan, pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat.
Ketersediaan lahan yang dikelola oleh masyarakat diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi investor baru. Sinergi antar kementerian menjadi kunci dalam membentuk kawasan industri yang berbasis sumber daya lokal.
Agus menegaskan perlunya model pengembangan yang diawali dari nol (greenfield) dengan tetap memperhatikan kearifan lokal. Segala upaya ini bertujuan agar hasil yang diperoleh bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kita harus mencari cara yang cepat dan efektif. Inisiatif ini bisa kita sebut sebagai quick win untuk memberikan dampak positif yang nyata,” tutup Agus.










